Kala hujan datang
Hanya satu sosok yang terngiang
Menyuarakan derasnya rintik air yang berjatuhan
Dengan lembut angin menyentuh tubuh lemahku
Teringat sosok indahmu
Hujan malam ini
Kembali bayangmu mengusik kalbu
Sekali lagi, hujan tanpa dirimu
Apa kau tau asaku kian menggelora
Namun rinduku beku
Tolong, jangan biarkan anganku senyap tanpamu
Lukis wajahmu pun hilang digerai hujan
Aku benci hujan tanpamu lagi
Wahai dikau hadirlah walau sejenak
Aku ingin nyata dirimu bukan sekedar bayang semu
Jangan biarkan rindu mematikan rasaku
Nan terbiasa karena ketidak beradaan
Kasih, kan adakah lagi waktu kita habiskan hujan bersama?
Aku berharap Tuhan kan tetap menyatukan dua hati dalam kebersamaan yang tak kan lekang dengan hujan sebagai saksi bisu
Kasih putih jernih bersih, bening tak ternoda
Kenanglah, kenanglah aku disetiap hujan
Icha Dwi Kartika, Mahasiswa semester 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jambi Mei 2017