ilustrasi proses belajar mengajar

Oleh : Soni Afriansyah

           Indonesia memiliki kekayaan alam yang terbilang melimpah dan menjadi hal yang patut disyukuri. Namun ironisnya, kesejahteraan suatu Negara tidak dipandang dari kekayaan alamnya saja akan tetapi Sumber Daya Manusia(SDM) yang memainkan peran sangat penting. SDM berkontribusi besar dalam kehidupan modern, salah satu implementasi besarnya adalah peralatan canggih saat ini. Untuk itu, perlunya pengembangan melalui pendidikan.

           Pendidikan menjadi pilar utama dalam pengembangan SDM sekaligus menjadi agent of change in life suatu Negara. Akan tetapi, dalam perkembangan pendidikan sering terjadi  hambatan, salah satu contoh hambatan dalam dunia pendidikan adalah intimidasi yang dilakukan oknum setempat terhadap suku anak dalam di Desa Pemayongan Kec. Sumai kabupaten Tebo, Jambi dalam memperoleh pendidikan.  Banyak sekali penyebab hambatan itu atara lain kurangnya tenaga pendidik yang berdampak besar terhadap kualitas pendidikan suatu daerah maupun perorangan. Kurangya tenaga pendidik itu bukan menjadi HomeWork pemerintah saja, akan tetapi kita semua. Tenaga pendidik itu yang umum disapa sebagai guru perlu ditingkatkan kuantitas maupun kualitasnya, dikarenakan hambatan dalam perkembangan pendidikan bukan hanya kuantitas pendidik tapi bagaimana seorang guru menghadapi siswa yang pada umunya telah melek terhadap Information and communication Technologi(ICT).

            Era canggih sekarang ini, kita hidup bersama dengan anak-anak Digital Native. Anak-anak Digital Native merupakan anak-anak yang hidup dalam dunia digital. Mereka terbiasa dengan tekhnologi tanpa harus dipelajari sedangkan para orang tua umumya harus diajarkan terlebih dahulu sehingga dikategorikan sebagai Digital Immigrant. Oleh karena itu, tenaga pendidik harus mampu mengimbangi anak-anak Digital Native tersebut, dikarenakan mereka belajar tidak bisa dituntut lagi menggunakan metode yang biasa-biasa saja akan tetapi harus sesuai dengan perkembangan zaman mereka. Jika tidak, maka tidak menutup kemungkinan mereka bisa berdalih malas, tidak termotivasi bahkan bolos sekolah.

           Semestinya guru mampu mengimbangi anak-anak Digital Native dalam usaha memngembangkan pendidikan. Oleh karenanya dalam menghadapi Digital Native sekaligus kekurangan tenaga pendidik sangat efektif dalam menerapkan Metode C-Generation.

           C-generation merupakan metode aktivitas belajar yang tidak hanya membuat konten-konten edukatif yang membuat peserta didik menjadi kreatif. Kebiasaan peserta didik yang Digital Native sangat cocok untuk mengikuti metode belajar yang baru ini. Langkah langkah guru selanjunya hanya membuat sebuah jaringan pembelajaran salah satunya blog, dikarenakan mudah diakses siswa dimanapun berada. dalam blog tersebut, semua penugasan, materi singkat maupun padat dituliskan disana. Terjadilah diskusi dan komunikasi dua arah antara guru dan murid, dimana para murid mampu memberi tanggapan terhadap apa yang ditulis gurunya.

           Dalam aktivitas pembelajaran C-generation, guru dan siswa dituntut untuk terampil menulis, maka akan banyak materi pembelajaran dibuat sesuai dengan Standar Kompetensi(SK), dan Kompetensi Dasar(KD) yang diujikan dalam kurikulum  yang dibuat oleh guru sendiri dan sesuai dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).(Wijayah Kusuma,2012:30).

           Salah satu implementasi dari metode ini misalkan disebuah sekolah terdapat 3 orang guru yaitu guru matematika, guru kimia dan guru fisika yang harus mengajar 3 kelas yaitu kelas A,B dan C dalam 1 hari dikarenakan kekurangan guru. Maka pada jam pertama, guru matematika dapat mengajar dikelas A  tetapi juga memberikan tugas kepada kelas B dan bahan pelajaran di kelas C dengan menggunakan internet salah satunya blog, dan jam kedua Guru Fisika dapat mengajar dikelas B dan memberikan Bahan Pelajaran terhadap Kelas A dan tugas Terhadap kelas C melalui internet misalnya blog dan jam terakhir guru kimia dapat mengajar dikelas  C dan member terhadap kelas A dan bahan pelajarn terhada B melalui internet atau blog.

Gambar: siklus implementasi metode C-Generation
Keterangan gambar: : Guru Memberikan bahan Pelajaran melalui Blog
: Guru Memberikan tugas melalui blog

Dari gambar diatas maka setiap guru dapat melaksanakan tugasnya dengan efisien dikarenakan pada gambar tersebut adanya sistem cross changing yang artinya tugas maupun bahan pelajaran tersebut tidak dilaksanakan dalam waktu bersamaan. Sehingga efektifitas waktu pun menjadi kelebihan kedua dari metode ini. Intinya dengan kekurangan kuantitas guru, jika menerapkan metode ini maka hal itu dapa diatasi. Salah satu contohnya pak mustakim yang telah menerapkan metode pembelajaran C-Generation ini dengan cara meng-upload file-file ke blog maupun video pembelajarannya di youtube.

Akhir kata, konsep pendidikan baru Indonesia yang diharapkan mampu mengembangkan pendidikan, namun kurangnya kuantitas guru sekaligus problematif dalam mengajarkan pelajaran kepada anak-anak Digital Native. Oleh karenanya, sangat solutif dan efektif sekali untuk  menerapkan metode  pembelajaran C-Generation.

Biodata penulis :

Saya Soni Afriansyah lahir di Telago Limo, 08 Januari 1997 bertempat tinggal di RT 017 RW 03, Mendalo Indah. Muaro Jambi, aktif sebagai mahasiswa pendidikan kimia serta sebagai Manager Public Relation UKM Riset & Penalaran EXIST UNJA dan  Forum Studi Islam (FSI) FKIP UNJA

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here