Budidayakan Burung Puyuh, Mahasiswa Kimia Buka Peluang Bisnis Yang Menguntungkan

0
5559
Imam Yusuf Hanura, Mahasiswa Program Studi Kimia Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Jambi (Unja), yang membudidayakan burung puyuh.

Muaro Jambi – Berawal dari hobinya dalam dunia ternak,  Imam Yusuf Hanura, Mahasiswa Program Studi  Kimia Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Jambi (Unja), budidayakan burung puyuh sebagai salah satu komoditi unggas yang memiliki nilai jual yang menguntungkan.

Keingintahuannya terpancing tatkala omzet hasil ternak puyuh cukup menggiurkan, terlebih pasokan dari seluruh Jambi sendiri hanya 20 persen dan peluang cukup besar. Ketertarikan itu mengantarkan Imam untuk mulai mencoba beternak puyuh.

“Kalau untuk mengisi telur puyuh di Jambi itu masih sekitar 20 persen dari pasokan seluruh Jambi yang dibutuhkan, jadi peluangnya cukup besar”, ungkapnya.

Pada awal tahun 2017, Imam memantapkan diri menjadi peternak puyuh. Pada awal usahanya, Ia mengambil tabungan pribadinya sebesar 2,5 juta rupiah sebagai modal awal usaha membuka peternakan puyuh. Modal tersebut digunakannya untuk membeli 500 ekor burung puyuh dan juga digunakan untuk pembuatan kandang.

Kemudian pada pertengahan april 2017, Ia diberi tambahan modal dari orang tua salah satu teman kuliahnya bernama Bapak Hendri Linur yang juga seorang pembudidaya ikan.

Bisnis yang Ia namai Berkah unggas itu saat ini sudah memiliki 2 orang karyawan yang bertugas mengurus burung puyuh dan kandangnya. Sedangkan pemasarannya, Ia sendiri yang menjalankannya. Dan jumlah burung puyuhnya saat ini sudah mencapai 6200 ekor dan bisa bertelur sekitar 3200 butir perhari.

Saat ini yang Ia jual adalah telur puyuh dengan harga 250/butir, telur tetas 500/butir, puyuh potong dominan jantan 4500/potong, puyuh bibit yang sudah siap bertelur dijual umur tiga minggu 6000/ekor, kotoran burung puyuh dijual sebagai pupuk, mesin tetas, dan juga pembuatan kandang bila ada yang meminta.

Untuk keuntungan saat ini Ia belum bisa mengira, karena Ia rasa sudah bisa memenuhi keperluan-keperluan burung puyuhnya dan menggaji karyawannya tersebut sudah merupakan kepuasan tersendiri.

“Kalau untuk sekarang keuntungannya sendiri masih cukup untuk menutupui biaya pakan dan obat-obatan juga untuk menggaji karyawan disini sudah cukup tertutupi,” pungkasnya lagi saat diwawancarai tim Genta FKIP (31/03/18).

Reporter: Fitria Annisa Zahra, Leli Ningsih

Redaktur: Siti Enik Mukhoiyaroh Bambang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here