Benteng Tembesi di Muaro Tembesi, Kabupaten Batnghari Provinsi Jambi

Oleh Siti Enik Mukhoiyaroh Bambang

            Provinsi Jambi memiliki wisata sejarah yaitu candi Muaro Takus. Candi Muaro Takus banyak dikenal oleh masyarakat luar bahkan ke manca negara. Wisata sejarah ini sering dijadikan sebagai tempat rekreasi dan tempat ibadah bagi agama buddha, akan tetapi dibalik tersohornya wisata candi Muaro Takus ternyata provinsi jambi menyimpan sejuta pesona sejarah yang belum banyak terekspos di dunia luar, bahkan jarang sekali loh.

            Wisata yang jarang terekspos oleh dunia tulis menulis maupun dunia fotografi ini,  terletak di Kabupaten Batanghari tepatnya di kecamatan Muaro Tembesi. Aku bersama dua orang teman ku, setiyo dan azis ingin melihat secara langsung pesona wisata sejarah ini. Kami pergi bertiga menuju Muaro Tembesi, setelah menempuh jarak kisaran 30 menit dari Muara Bulian, kami sampai di tempat sejarah ini.

            Setelah sampai, mataku langsung tertuju ke salah satu bangunan panjang, aku bertanya kepada salah seorang Veteran Datuk St. Bactiar, ternyata bangunan panjang ini adalah benteng peninggalan dari penjajahan masa belanda dahulu. Mendengar jawaban dari datuk aku semakin penasaran bagaimana awalnya benteng ini berdiri, maka kutanyakanlah kepada Datuk Bactiar.

“Datuk bagaimana kisah sejarahnya benteng ini bisa berdiri?” gumanku penasaran.

“ Benteng ini sudah lama sekali berdiri nak, sejak masa penjajahan pemerintah belanda. Awalnya didirikan sebagai tempat kediaman dan perkantoran penjajah belanda” kata datuk kepada kami bertiga.

Datuk kembali bercerita kepada kami, benteng ini dahulunya dijadikan tempat untuk mengintai musuh-musuh yang ingin menyerang. Mendengar cerita datuk aku melamun membayangkan bagimana keadaan zaman dahulu, wajar saja dijadikan tempat pengintaian benteng ini, karena letak bangunanya yang tinggi, pasti membuat musuh tidak bisa bersembunyi lagi.

            Saat aku asik melamun dan berguman dalam hati, tiba-tiba lamunanku terpecah saat setiyo bertanya kepada datuk.

“Datuk apa nama benteng ini tuk?

“Benteng ini bernama benteng tembesi nak, sesuai dengan nama dari tempat ini” kata datuk menjelaskan kepada kami.

            Benteng ini bukan seperti benteng pada umumnya, karena dilengkapi dengan meriam dan tempat untuk membidik musuh bagi yang ketahuan akan mengintai, dan ternyata benteng ini juga merupakan markas besar tentara belanda dahulunya. Rasa penasaranku semakin mengebu-gebu saja rasanya, aku kembali melontarkan pertanyaan kepada datuk.

“ Benteng ini kapan didirikannya tuk?” gumanku dengan penuh semangat

“ Begini nak benteng ini didirikan pada tahun 1961”

            Saat itu setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, benteng tembesi berubah fungsi menjadi asrama bagi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Beberapa rumah kuno yang menjadi bagian dari benteng Belanda telah berpindah-pindah tuan. Diceritakan juga dulu jepang sempat merebut benteng tersebut pada tahun 1942 setelah berhasil mengalahkan belanda. Namun saat Jepang kalah berperang, benteng tembesi berhasil direbut TNI seiring dengan kemerdekaan 17 Agustus 1945.

            Setelah mendengar cerita dari Datuk kami berjalan di sekeliling benteng tembesi, tak disangka benteng ini memiliki sejarah yang luar biasa, akan tetapi sangat disayangkan bangunan ini tidak terawat. Terlihat dengan jelas sisa-sisa bangunan yang sudah rapuh disana-sini, belum lagi para lumut yang ikut hinggap di dinding-dinding benteng. Terlintas dibenakku andai benteng ini dirawat dengan baik dan adanya perhatian dari pemerintah, pasti benteng ini akan menjadi salah satu pesona wisata sejarah yang luar biasa.

*Veteran = bekas prajurit (pasukan perang, pejuang)

Biodata Penulis:

Penulis Saat ini aktif sebagai  mahasiswa di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jambi. Tinggal di Komplek Bumi Mendalo Asri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here