Aku melepaskan diri dari realita yang menghantam sanubari.
Menulikan telingaku pada suara-suara kebenaran di kanan-kiri.
Tetap memujamu sebagai sosokmu tidak lagi seorang diri.
Berpura-pura bodoh dengan memupuk angan dalam relung hati.
Tinggi, begitu tinggi.
Hingga realita yang kuhindari datang, menghadang, menutup celah kosong tanpa meninggalkan bayang.
Hingga suara-suara yang semakin membesar, berteriak berulang kali dan menampar.
Sampai jatuh tanpa landasan, patah, dan patah.
…
Maafkan aku hanya diam
Agar cinta ini hanya terpendam.
Karya PWI