Teknologi,informasi, dan komunikasi saat ini berpengaruh besar terhadap kehidupan di lingkungan masyarakat, masyarakat bebas menyampaikan pendapat atau opininya, baik melalui lisan, media cetak, maupun media online. Pada kemajuan teknologi saat ini dapat memberikan dampak positif atau pun dampak negative salah satunya dalam bentuk pemberitaan. Bebasnya penyampaian pendapat atau opini di media social kerap kali di salah gunakan untuk menciptakan berita hoax yang bertujuan membuat sensasi pada media social, Berita hoax seringkali beredar di berbagai media social yang menjadi penyalah fungsi dari social media itu sendiri, Kurangnya literasi pada masyarakat penyebab utama. Kebiasaan buruk dari masyarakat hanya membaca headline berita tanpa membaca isinya.
Banyak sekali rangkaian informasi yang sengaja disesatkan tetapi dijual sebagai kebenaran. Sudah banyak sekali kasus-kasus hoax yang terjadi saat ini.Seperti Konten Tiruan yang sumber asli diubah untuk mengaburkan fakta yang sebenarnya yang sengaja dibuat untuk menipu serta merugikan. Banyak berbagai jenis konten yang sering dipergunakan untuk menipu masyarakat seperti politik, bisnis, kriminalitas dan banyak lagi.
Djiwandono (2017) dalam tulisannya mengajukan pendekatan berpikir kritis dalam menganalisa pemberitaan Hoax dengan memperkenalkan seperangkat standar intelektual universal. Aspek-aspek dari standar intelektual universal tersebut meliputi Clarity, Accuracy, Relevancy, Depth, Breadth, dan Logic.
1) Clarity adalah aspek yang mengutamakan klarifikasi atau pemeriksaan secara esensial pada sebuah informasi yang bertujuan untuk menghindari ambiguitas.
2) Accuracy mengacu pada sebuah spesifikasi informasi dimana hal ini penting guna menghindari multiinterpretasi.
3) Relevancy adalah keterkaitan antara satu pernyataan dengan pernyataan lain dalam sebuah diskursus.
4) Depth adalah elaborasi lebih jauh tentang sebuah isu yang sedang didiskusikan
5) Breadth adalah keikutsertaan pendapat yang lain dalam memberi bobot pada sebuah isu.
6) Logic mengacu pada rangkaian cara berpikir dari awal hingga berakhirnya sebuah pemberitaan. Secara esensial, sebuah isu haruslah terhubung antara satu bagian dengan bagian yang lain.
Kita harus memulai pencegahan berita hoax dari diri kita sendiri, dan jika sudah mengetahui akan berita tersebut, ada baiknya kita ikut mengklarifikasi bahwa berita tersebut hoax atau bukan. Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan akan cara menggunakan internet yang baik dengan Literasi media sehingga dapat mengenali ciri-ciri berita hoax, dan penerima berita dapat mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dalam mengambil makna dari suatu berita.
Penulis :Nurita Hasmalani, Mellani Kogensya.