foto saat pemaparan materi

Jambi – Dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Jambi menggelar pengabdian kepada masyarakat di SMAN 1 Tanjung Jabung Barat pada Rabu, 05 Agustus 2020.

Pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Retni S Budiarti, S. Pd, M. Si dengan anggota Dra. Harlis, M. Si. Mia Aina, S. Pd, M. Pd Dra. Muswita, M.Si dan Raissa Mataniari, S.Pd, M. Ed ini, dibuka langsung oleh kepala sekolah SMAN 1 Tanjung Jabung Barat Kadiman, ST dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Dan kegiatan dihadiri oleh guru-guru, siswa kelas XII MIPA dan tenaga laboran SMAN 1 Tanjung Jabung Barat.    

Kepala sekolah SMAN 1 Tajung Jabung Barat menyatakan pengabdian kepada masyarakat bertema Nata De Perepat ini sangat luar biasa, dan bisa memotivasi para guru untuk mengembangkan pembelajaran di SMAN 1 Tanjung Jabung Barat.

“sangat luar biasa kegiatan yang diprogramkan dosen pendidikan Biologi Unja, sehingga bisa memotivasi para guru untuk mengembangkan pembelajaran di sekolah,” ujar Kadiman kepada reporter Genta melalui pesan WhatsApp.

Tanaman khas mangrove yang menghiasi pantai timur provinsi Jambi, khususnya di Tanjung Jabung Barat, dikenal dengan nama Perepat (Sonneratia Alba). Dengan khasiat yang terkandung didalam buahnya, ternyata buah Perepat dapat dijadikan bahan dasar pembuatan Nata yang kualitas gizi lebih tinggi dari buah Perepat yang belum diolah sebelumnya. Dan hal ini perlu di ekspos dalam bentuk edukasi dan hal ini juga berpotensi dijadikan peluang kerja.

“perepat, tanaman khas mangrove yang buahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar Nata, nantinya kualitas gizinya juga semakin tinggi. Dan hal ini penting untuk edukasi siswa di sekolah yang tersebar di sana. Selanjutnya, menarik untuk dijadikan peluang kerja bagi masyarakat Tanjung Jabung Barat,” ungkap pemateri pengabdian Retni S Budiarti, S. Pd, M. Si kepada reporter Genta melalui pesan WhatsApp.

Menilik kondisi dan peluang di atas, menghipnotis penulis untuk menanyakan bagaimana pengolahan buah Perepat bisa sampai menjadi nata? Kepada pemateri dalam kegiatan tersebut.

“dengan mengkukus buahnya, menghaluskan dan memberikan nutrien seperti gula, za, cuka makan serta dengan bantuan acetobacyer xylinum selanjutnya masuk tahap fermentasi selama 14 hari sampai membentuk lapisan gel nata,” ungkap Retni

Adanya penemuan baru oleh akademika perguruan tinggi dan pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan. Serta memperbanyak dan menjaga tanaman khas magrove ini menjadi harapan besar bagi kita semua.

“sangat mengharapkan kedatang selanjutnya, sehingga bisa menerima materi-materi baru, khususnya untuk kami yang bermukim di daerah pantai dari tim pengabdian kepada masyarakat” tutup Kadiman.

“harapannya masyarakat akan terus menanam dan menjaga pohon Perepat, serta memanfaatkan buahnya sebagai Nata. Sehingga, Perepat akan selalu ada di hutan mangrove,” pungkas Retni

 

 

Penulis: Alma Tiara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here