Pelayangan – Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Dan Sasrtra Indonesia memiliki 1 Tim Program mahasiswa wirausaha (PMW) yang lolos pendanaan, berfokus pada obat dan herbal dengan pemanfaatan limbah daun kopi menjadi teh herbal serta melaksanakan magang berlokasi di pelayangan, Desa Mudung Laut, desa yang akan dikembangkan menjadi kampung herbal dan memproduksi teh dan serbuk herbal. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) merupakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Universitas Jambi dengan tujuan untuk membangun dan mengembangkan jiwa kewirausahaan.
Proses magang pada Program mahasiswa wirausaha(PMW) yang dilaksanakan adalah mempelajari jenis-jenis tanaman herbal serta proses pengolahan tanaman herbal menjadi sebuah produk yang kaya akan manfaat, desa mudung laut adalah desa yang akan dikembangkan menjadi kampung herbal, Bapak Abriyanto yang merupakan pemilik usaha herbal sekaligus yang mengemukakan ide untuk menciptakan kampung herbal menyampaikan:
“ di desa mudung laut ini mempunyai banyak sekali tanaman-tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan untuk Kesehatan dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, seperti olahan teh daun pegagan dan juga wedang jahe, awalnya daun pegagan hanya dibiarkan tampa dimanfaatkan begitupun dengan jahe hanya dijual dengan harga yang standar, pada akhirnya kami membentuk KWT serasi yang merupakan kumpulan ibuk-ibuk setempat, dan menciptakan inovasi baru dari tanaman herbal hingga memiliki harga jual yang tinggi, produk the pegagan dan wedang jahe sudah dinikmati hingga ke luar daerah, seperti Jakarta, Kalimantan, yogyakarta, dan bangka Belitung, serta sudah mengikuti beberapa event pameran dan bazar yang berstandar nasional, saya fikir dengan segala potensi yang ada akan lebih baik menciptakan desa mudung laut menjadi kampung herbal”
Ia juga mengatakan, beberapa kendala untuk menciptakan kampung mudung laut untuk menjadi kampung herbal yaitu kurangnya partisipasi para pemuda setempat, perkembangan globalisasi yang membuat para pemuda terfokus dengan teknologi serta kurangnya pemahaman masyarakat setempat tentang pengelolaan tanaman herbal sehingga banyak tanaman herbal yang tidak terawat, padahal desa Mudung lawut ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk dijadikan kampung herbal, seperti yang dijelaskan bapak abriyanto.
“untuk menciptakan desa mudung laut menjadi kampung herbal juga bukan sesuatu hal yang mudah karena terdapat beberapa Kendala seperti kurangnya pemahaman masyarat setempat tentang budidaya tanaman herbal sehingga banyak tanaman herbal yang tidak terawatt, kurangnya partisipasi para pemuda, karena kita tau sekarang para pemuda hanya tertarik pada gawai dan tidak tertarik melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat” sambungnya
dalam menghadapi kendala tersebut tim program mahasiswa wirausaha prodi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia melakukan interaksi antara masyarakat sekitardan para pemuda di desa mudung laut guna mendapatkan bantuan dan dukungan lebih agar program dapat terlaksana dengan baik.
“Kami menjalin interaksi bersama pemuda-pemuda desa dan masyarakat setempat dalam membantu dan mewujudkan desa mudung laut menjadi kampung herbal, bersamaan dengan melakukan program kami yang juga bergerak dalam pemanfaatan daun kopi menjadi teh herbal, melalui program ini kami berharap para pemuda akan lebih tertarik untuk mengembangkan dan memajukan kampung mudung laut menjadi kampung herbal, serta memberi inspirasi untuk lebih memperhatikan lingkungan.
Penelitian dan proses pengembangan kampung herbal ini dipimpin langsung oleh dosen lapangan Hilman Yusra S.Pd.M.Pd selaku pembina pada salah satu tim mahasiswa prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang lolos pendanaan pada program mahasiswa wirausaha yang melakukan magang di desa Mudung lawut dan juga melakukan penelitian dan ikut serta dalam proses pengembangan desa menjadi kampung herbal yang diketuai oleh saudara izzatin nadasyam dengan anggota tim zelaHayani, Cleo Patria, Dini Apriliani dan saudara Pernando Sebi Aprial.