Dr. Suwarjo, M. Si., dosen Universitas negeri Yogyakarta (UNY) yang menjadi pemateri kuliah umum Wawasan Keilmuan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Menuju Dunia Kerja Nyata yang Profesional yang diadakan Prodi BK FKIP Uiversitas Jambi (Unja) di ruang Rektorat Kampus Unja Mendalo, Rabu (13/12).

Muaro Jambi – Sebelum memasuki dunia kerja nyata yang profesional mahasiswa Bimbingan Konseling (BK) harus membekali diri dengan personality atau kepribadian yang baik dan mendalami teori dan teknik konseling.

“Untuk menjadi seorang konselor yang baik kita mesti menguasai banyak teori dan teknik dengan didukung personality juga. Personality seorang konselor itu sangat mewarnai proses konseling yang ia bangun,” kata Dr. Suwarjo, M. Si., dosen Universitas negeri Yogyakarta (UNY) yang menjadi pemateri kuliah umum Prodi BK FKIP Uiversitas Jambi (Unja) di ruang Rektorat Kampus Unja Mendalo, Rabu (13/12).

Masih kata Dr. Suwarjo, M. Si., dengan personality yang baik mahasiswa BK sebagai calon konselor harus mampu menghadapi berbagai tekanan yang datang dari berbagai pihak saat proses konseling.

“Setiap orag punya tekanan tetapi konseloar itu dituntut lebih toleran dengan stres. Kalau sama-sama mendapatkan tekanan dari sejumlah orang teretntu yang lain sudah kolep nah konselor dituntuut tidak,” imbuhnya.

Mahasiswa Prodi BK menyimak materi dari Dr. Suwarjo, M. Si., dalam kuliah umum Wawasan Keilmuan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Menuju Dunia Kerja Nyata yang Profesional yang diadakan Prodi BK FKIP Uiversitas Jambi (Unja) di ruang Rektorat Kampus Unja Mendalo, Rabu (13/12).

Selain itu sebelum turun kelapangan memberikan konseling, Ia menyarankan mahasiswa untuk memahami individu yang akan dilayani. Untuk itu mahasiswa harus menguasai berbagai teori dan teknik yang akan digunakan selama memberikan layanan konseling dilapangan. Dengan demikian mahasiswa dapat melakukan pengembangan profesionalitas unjuk kerja yang berkelanjutan.

“Memahami secara mendalam konseling yang akan didalayani. Lapangan itu menjadi wahana pengalaman real dengan berinteraksi. Mestinya lapangan itu didasari oleh teori,  dan teori mendasari lapanganan,” tutupnya.

Reporter: Indra, Irfansyah, Muslihin

Redaktur: Anggia Clarita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here