Muaro Jambi –Gevin Safandio, Fitri Nuralysa, Demilia Lady Amara, dan Nafri Dwi Boy mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP Unja, kompak menginovasikan ubi kayu menjadi usaha keripik .
Nafri mengatakan usahanya dimulai sejak 11 Februari 2018 berawal dari idenya bersama teman-teman untuk menjadikan ubi kayu usaha keripik sastra nakal dengan modal Rp.200.000 dan meraih keuntungan Rp.300.000 perminggu dalam satu kali produksi sebanyak 150 bungkus.
“Ide ini berawal dari makan keripik bersama dan akhirnya kami kompak untuk menjadikan ubi kayu sebagai usaha keripik dengan modal Rp.200.000 kemudian meraih omzet Rp.300.000 dari 150 bungkus perminggu”katanya.
Untuk menciptakan makanan yang sehat, Nafri mengatakan cara mengolah singkongnya dengan mencuci hingga dua kali usai dikupas. Selanjutnya hasil kupasan direndam air garam dan kapur sirih. Setelah itu digoreng dan mulai pencampuran bumbu siap saji dan keripik singkong.
“Agar tahan lama dibungkus dengan rapi dan menarik, untuk itu kami mengolah makanan keripik ini dengan sehat dan bersih agar kualitasnya semakin bagus” katanya
Nafri menambahkan dengan bahan utama ubi kayu dan bumbu siap saji, bisa memproduksi keripik menjadi 3 varian rasa balado,jagung manis dan rasa pedas,serta tambahan stiker pada kemasan. Kemudian didistribusikan di Muara Bulian di kedai kepo , AW store, Mini Market Titian Teras di Pijoan dan beberapa dipromosikan melalui media sosial Instagram,WhatsApp dan Facebook.
“Dengan bahan utama ubi kayu dan bumbu siap saji kami bisa memproduksi tiga varian rasa dan mendistibusikan kebeberapa tempat serta juga dipromosikan melalui media sosial ” tambahnya.
Nafri juga berharap agar usaha keripik sastra nakal bisa menjadi media dalam mengembangkan sastra dengan kata-kata puitis pada kemasan dan kualitasnya semakin meningkat .
“semoga usaha keripik ini bisa menjadi media pengembangan sastra dan kualitasnya semakin meningkat” tutupnya.
Reporter : Ratna Yusmita, DinaYuliana
Redaktur : Siti Enik Mukhoiyaroh Bambang