Kemampuan menulis yang baik sangat membantu guru dalam menjalankan profesinya terutama dalam melaksanakan pembelajaran yang berkualitas. Guru-guru yang memiliki kemampuan menulis yang baik pada umumnya juga merupakan guru-guru yang banyak membaca. Dengan demikian peningkatan kemampuan menulis guru pada akhirnya juga akan membantu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Selain itu, kemampuan menulis yang baik juga akan membantu guru dalam menghasilkan berbagai karya tulis baik dalam bentuk perangkat pembelajaran, buku, modul, artikel ilmiah, serta bentuk-bentuk tulisan lainnya sehingga pada akhirnya dapat mendorong pengembangan karir profesionalnya.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih mengalami kesulitan dalam menulis. Jangankan untuk menghasilkan karya tulis ilmiah, untuk membuat paragraf saja, masih banyak guru yang belum menguasainya. Di sisi lain, sesungguhnya guru memiliki banyak sekali sumber informasi dan pengalaman yang bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. Misalnya saja kegiatan mempersiapkan RPP, menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), melaksanakan berbagai model pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan lainnya.
Sebagian guru sesungguhnya telah mengikuti beberapa kali pelatihan mengenai penulisan karya ilmiah. Tetapi kemampuannya untuk menghasilkan karya tulis ilmiah secara umum masih belum berkembang dengan baik. Meskipun karya ilmiah merupakan salah satu syarat dalam peningkatan jenjang kepangkatan, dalam kenyataannya masih sangat sedikit guru yang mampu menghasilkan karya ilmiah yang dipublikasikan.
Untuk itu Magister Pendidikan IPA yang merupakan salah satu Program Studi dalam lingkungan Pascasarjana Universitas Jambi menyelenggarakan kegiatan pelatihan menulis karya ilmiah bagi guru-guru IPA, khususnya guru-guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA di Rayon Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Kegiatan pelatihan dirancang dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan menulis guru-guru sehingga diharapkan pelatihan tersebut benar-benar dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menulis karya ilmiah.
Kegiatan pelatihan diawali dengan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discusion) yang melibatkan beberapa guru. Dari diskusi tersebut diperoleh sejumlah informasi terkait kondisi saat ini serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru-guru IPA dalam menulis.
Selanjutnya tim fasilitator pelatihan menjaring guru-guru yang benar-benar tertarik untuk mengikuti pelatihan sambil mengumpulkan informasi mengenai profil dan kompetensi dari guru-guru IPA tersebut. Pengumpulan informasi dilakukan menggunakan angket daring. Secara umum informasi yang dihimpun meliputi aspek-aspek identitas diri calon peserta, persepsi dan pengalaman menulis, karya tulis, kemampuan menulis, pembelajaran daring, saran pelaksanaan pelatihan.
Selain mendata profil peserta pelatihan, Tim Pelatihan juga melakukan pretest secara daring mengenai kemampuan menulis dari para calon peserta pelatihan. Dari pretest tersebut diketahui bahwa sebagian kecil peserta sudah memahami mengenai keterampilan dasar menulis dan sebagiannya lagi masih belum menguasai keterampilan dasar menulis. Aspek yang belum dikuasai terutama terkait penulisan paragraf, parafrase, dan plagiasi.
Berdasarkan data angket dan pretest tersebut Tim Pelatihan selanjutnya mengembangkan desain program pelatihan yang akan dilakukan. Rancangan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta dalam mengikuti rangkaian pelatihan hingga selesai, termasuk dalam mengerjakan berbagai tagihan (tugas mandiri) yang perlu dikerjakan, serta konsekuensi dan penghargaan bagi peserta yang berhasil mengikuti seluruh rangkaian pelatihan.
Pada awalnya pelatihan dirancang untuk dilakukan melalui tatap muka secara langsung. Materi pelatihan yang diberikan terdiri dari 10 materi utama meliputi pemberian motivasi terkait menulis, pencarian dan pengembangan ide, kalimat efektif, organisasi tulisan, penulisan paragraf, penulisan esai dan penerbitan buku. Dengan frekuensi pertemuan satu kali per minggu, pelatihan tersebut direncanakan selesai dalam 10 minggu. Tim Pelatihan memberikan keleluasaan kepada setiap peserta untuk menentukan sendiri capaian pembelajaran yang ditargetkan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Mempertimbangkan pandemi Covid, pelatihan yang semula direncanakan melalui tatap muka secara langsung dialihkan menjadi blended learning. Dalam hal ini pelatihan dilakukan dengan mengombinasikan penggunaan modul daring (melalui drive), diskusi melalui WA grup, pertemuan melalui Zoom, serta pertemuan secara langsung, dengan tidak mengurangi durasi pelatihan selama 32 jam. Pertemuan melalui Zoom dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada pertemuan pertama, pertemuan ke-5, dan pertemuan terakhir. Pertemuan secara langsung dilakukan di pertengahan pelatihan untuk mendiskusikan berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pelatihan. Sisa kegiatan pelatihan lainya dilakukan melalui WA Grup dan modul daring.
Pelaksanaan pelatihan diawali dengan pertemuan tatap muka melalui Zoom. Pada pertemuan tersebut dibahas mengenai rancangan pelatihan yang akan dilakukan. Dokumen rancangan pelatihan sebelumnya telah dibagikan kepada peserta melalui WAG untuk dipelajari. Peserta yang dapat mengikuti seluruh program pelatihan termasuk mengerjakan tugas-tugas mingguan akan mendapatkan sertifikat. Hal ini dimaksudkan agar peserta benar-benar serius dalam mengikuti pelatihan tersebut.
Pertemuan-pertemuan selanjutnya dilakukan secara daring dengan memanfaatkan google drive. Peserta pelatihan mengakses dan mempelajari materi berupa teks dan video yang telah disiapkan, kemudian menjawab sejumlah pertanyaan refleksi yang diunggah melalui drive. Setiap materi pertemuan diselesaikan dalam waktu satu minggu. Peserta mengunduh dan mempelajari materi pelatihan sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing. Demikian pula halnya dalam mengerjakan dan mengirimkan tugas-tugas yang diberikan.
Tim pelatihan memeriksa setiap portofolio yang dikirimkan serta memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas tersebut setiap minggunya. Tim Pelatihan juga memberikan motivasi melalui WAG agar seluruh peserta tetap semangat untuk menuntaskan kegiatan pelatihan yang sedang diikuti. Beberapa peserta yang mengalami kesulitan dalam memahami materi menyampaikan pertanyaan-pertanyaan ke WAG. Peserta pelatihan juga memberikan tanggapan dan berbagai pengalaman terkait pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh peserta pelatihan.
Untuk memantau adanya kendala-kendala dalam memahami materi yang diberikan maka dilakukan pertemuan secara daring pada minggu ke-5. Secara umum kegiatan pelatihan telah berjalan dengan lancar. Tetapi dari 17 orang peserta yang sebelumnya telah mendaftar, ada tiga orang peserta yang menyatakan mengundurkan diri dari kuikut-sertaannya dalam pelatihan tersebut karena beberapa alasan.
Pertemuan secara langsung dilaksanakan di Kampus Unja Raden Mattaher pada minggu ke 7. Pertemuan langsung tersebut sesungguhnya merupakan pertemuan yang tidak direncanakan sebelumnya. Pertemuan dilakukan untuk memenuhi permintaan peserta agar dapat bertemu secara langsung. Mengingat pandemi Covid yang masih berkepanjangan, pertemuan dilakukan dengan menerapkan protokol pencegahan Covid.
Pada pertemuan tersebut didiskusikan sejumlah kesulitan yang dihadapi peserta dalam menghasilkan karya tulis ilmiah. Selain itu peserta juga berlatih untuk lebih menajamkan pemahaman dan kemampuannya mengenai penulisan paragraf. Penguasaan mengenai paragraf ini memang menjadi salah satu aspek yang ditekankan dalam pelatihan ini dengan pertimbangan bahwa paragraf merupakan jantung dari setiap penulisan. Peserta yang mampu menuliskan paragraf dengan baik pada umumnya juga akan mampu menghasilkan karya tulis yang baik.
Rangkaian pelatihan yang dimulai sejak Bulan Juli 2020 diakhiri dengan mengisi angket post test pada akhir Oktober 2020. Peserta memberikan sejumlah komentar dan tanggapan terhadap rangkaian pelatihan yang telah dikuti. Secara umum pengetahuan dan keterampilan menulis peserta semakin meningkat. Peserta pelatihan memberikan penilaian yang baik terhadap pelaksanaan pelatihan; mereka semakin memahami dan dapat menerapkan ketrampilan dasar dalam menulis karya ilmiah. Tetapi ada sebagian kecil peserta yang masih belum begitu menguasai keterampilan dasar menulis. Dalam hal ini diperlukan adanya bimbingan dan latihan menulis yang lebih intensif. Sebagian peserta menyarankan untuk terus mengembangkan kegiatan menulis, terutama melalui pertemuan secara langsung, untuk semakin melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam menghasilkan karya tulis yang berkualitas. Tim Pelatihan berharap agar pelatihan serupa juga dapat dikembangkan bagi MGMP-MGMP lainnya, khususnya dalam wilayah Provinsi Jambi.
Penulis: Ir. Bambang Hariyadi, M.Si., Ph.D.